Rabu, 30 Mei 2012

Persaingan Imperalisme

A. Macam-macam Imprealisme

Imperialisme merupakan sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu. Imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Atau dari kata imperium yang artinya kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luar. Sehingga bisa dikatakan bahwa Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya. Tujuan penguasaan wilayah dari imperialisme ini adalah melakukan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan dan dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan.
Berdasarkan waktu munculnya imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu: imperialisme kuno, dan imperialisme modern. Adapun perbedaan dari Imperialisme kuno dan imperialisme modern adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya

Ø Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industri

Ø Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri

b. Segi Kepentingan

Ø Imperialisme Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel).

Ø Imperialisme Modern, adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri.

c. Contoh negara yang menganut

Ø Imperialisme Kuno : Portugis, Spanyol, Romawi

Ø Imperialisme Modern : Inggris, Perancis, belanda, Jerman, dan Italia.

B. Tiga tujuan Imperialisme

Imperialisme mempunyai tiga tujuan, yaitu: imperium dunia (world empire), dapat berupa penguasaan atau dominasi dunia yang terorganisasi secara politik; imperium continental, yakni hegemoni yang kira-kira mempunyai dimensi continental; atau dapat pula untuk semata-mata memperbesar pengaruh dari kekuatan yang dilokalisir.

*Imperium dunia
Imperium dunia merupakan suatu dominasi atau penguasaan yang tidak mengenal batas-batas rasional atau lebih ke arah ekspansi. Ciri khas dari imperialisme ini adalah tidak adanya sikap moderat dan adanya hasrat yang besar untuk menginvasi.

* Imperium Kontinental
Jenis imperialism yang ditentukan secara geografis yang lebih berpengaruh di Eropa continental. Contoh dari Imperialism kontinental yang ditentukan secara geografis terjadi pada saat Louis XIV, Napoleon II, dan Wilhelm II. Serta kerajaan Piedmont di bawah Cavour yang mencoba menguasai jazirah Italia di tahun 1850-an.

*Imperium memperbesar pengaruh dari kekuatan yang dilokalisir
Corak imperialism ini merupakan intisari politik luar negeri Amerika terhadap Dunia Belahan Barat secara keseluruhan. Dimana dalam Doktrin Monroe didalilkan suatu politik status quo untuk dunia belahan Barat agar Amerika dapat menegakkan pengaruhnya yang lebih besar di dalam daerah geografi tersebut, khusunya Eropa.
C. Tiga Metode Imperialisme

Terdapat tiga metode imperialism, yakni imperialism militer, imperialism ekonomi, dan imperialism kebudayaan, yaitu :

· Imperialism militer

Adalah bentuk imperialism yang paling jelas, paling kuno, dan juga yang paling kasar. Keuntungan metode ini adalah negara imperial masih tetap bisa menginvansi negara lain sampai negara tersebut bisa melakukan perlawanan. Negara yang memulai perang untuk tujuan imperialistis dapat memperoleh imperium dan mempertahankannya, seperti yang dilakukan Roma. Dimana imperialisme militer adalah judi yang dimainkan dengan taruhan tertinggi.

· Imperialism Ekonomi

Imperialism ekonomi tidak begitu menonjol dan umumnya kurang efektif daripada keanekaragaman militer. Imperialism ekonomi memainkan peran yang penting dalam sejarah imperialism Inggris dan Perancis.gejala yang terjadi dari imperialism ekonomi yaitu untuk menghapus status quo dengan mengubah hubungan kekuasaan antara Negara imperialis dengan Negara lain, pihak lain, dengan cara pengendalian ekonomi.

Sifat imperialism ekonomi sebagai metode yang sederhana,secara tidak langsung cukup efektif untuk memperoleh dan mempertahankan dominasi atas Negara lain jika ada dua persaingan imperialisme yang menggunakan cara-cara ekonomis untuk mengendalikan pemerintah yang sama.

· Imperialism kebudayaan

Adalah bentuk politik imperialistis yang paling mudah diterapkan dibandingkan dengan bentuk-bentuk imperialisme lainnya. Tujuannya bukan untuk penaklukkan wilayah atau mengendalikan kehidupan ekonomi, melainkan penaklukkan dan pengendalian pikiran manusia sebagai alat untuk hubungan kekuasaan antara dua Negara. Jika suatu negara memiliki tujuan imperialistis yang konkret terhadap Negara lain melalui kebudayaan dan ideologi politik, maka Negara tersebut akan memperoleh kemenangan yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan penaklukkan secara militer maupun penguasaan ekonomi saja. Jadi meskipun imperialisme militer berhasil diterapkan tanpa dukungan metode non-militer, kekuasaannya tidak akan bertahan lama jika tidak didukung oleh imperialisme kebudayaan, begitu pula halnya dengan imperialisme ekonomi.

Tiga Karakter Imperialisme

1. Konsentrasi Produksi dan Monopoli

Konsentrasi produksi adalah hasil dari persaingan bebas dan penumpukan modal (utamanya modal mesin produksi, bahan mentah, dan peralatan produksi lainnya). Konsentrasi produksi dan monopoli terjadi melalui perkembangan dan pembangunan industri yang berlangsung cepat, sehingga terjadi penumpukan kapital di tangan segelintir kapitalis.

Monopoli dapat dengan sangat menentukan mendominasi seluruhperekonomian, karena sebagian besar kapital industri dan produksi terkonsentrasi di tangan segelintir perusahaan besar atau kelompok kecil dari para kapitalis. Ada tiga tahap bagaimana monopoli tumbuh dari persaingan bebas, yaitu:

a* 1860-1870, puncak dari persaingan bebas di negara kapitalis pada saat revolusi industri yang dimulai dari Inggris.
b* 1873-1890, periode transisi di mana banyak perusahaan dan kapitalis kecil yang mulai runtuh dan merger atau diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar.
c* 1900-1903, krisis yang semakin membuat kapitalis kecil runtuh dan dimulainya monopoli.

Akibat dari dominasi monopoli industri adalah mereka mengendalikan sumber-sumber bahan mentah, produksi, harga dan pasar, teknologi, ketrampilan produksi, dan pembagian laba.Bahkan perkembangan terkininya adalah mengendalikan persediaan dan membuat monopoli dalam harga. Akibat-akibat yang ditimbulkan dari adanya konsentrasi kapital dan produksi dalam perkembangan dan hubungan antar negara:

a* Pembangunan yang tidak merata (uneven development) antar negara industri dan negara miskin.
b* Pembangunan yang tidak merata di antara negara-negara imperialis.
c* Persengkongkolan dan kontradiksi dalam scope international.

2 Kapital Finans (Uang) dan Oligarki Keuangan

Selama masa persaingan bebas, bank hanya mediator dalam penjualan dan pertukaran produk. Bank mengumpulkan pendapatan (uang) dari para kapitalis dan Rakyat pada umumnya, peranannya pasif. Namun dalam era imperialisme, uang yang masuk didistribusikan oleh bank melalui pinjaman sehingga dia mulai masuk dalam kegiatan produksi. Peranan bank menjadi sangat dibutuhkan oleh kapitalis, karena bank juga dapat digunakan untuk menambah capital. Akibat dari dominasi kapital uang dan oligarkhi keuangan :

a) Dominasi yang cepat dari bank-bank besar.

b) Intensifikasi karakter parasit dari Kapitalis Monopoli.

c) Penumpukan laba super yang semakin besar.

Imperialisme tidak hanya busuk di lapangan ekonomi, tetapi juga di lapangan politik. Konsentrasi imperialisme pada kedua lapangan tersebut akan berjalan berbarengan, karena mereka juga “memerintah” negara lain. Kapitalis monopoli mempunyai kekuasaan terhadap pemerintah negera imperialis, mereka merubah karaktek pemerintah dari “perwakilan dari seluruh kapitalis” menjadi “wakil dari satu kekuatan kapitalis monopoli”. Mereka memegang kendali yang penuh atas segala segi suprastruktur di dalam masyarakat (politik, budaya dan alat alat pelaksananya: pemerintahan dan media massa).

3. Ekspor Kapital

Eksport kapital berkembang dari hasil akumulasi kapital. Agar tidak terjadi krisis overproduksi karena surplus kapital, maka mereka mengeksportnya ke luar negeri. Alasan utamanya adalah untuk memproteksi dan menambah pendapatan mereka dan rata-rata keuntungan. Sasaran dari eksport kapital adalah negara-negara yang terjajah dan setengah jajahan, ini adalah praktek baru dari kolonialisme atau disebut juga dengan neo-kolonialisme. Bentuk-bentuk dari eksport kapital adalah direct invesment atau penanaman kapital langsung (bentuk ini utamanya ditujukan di negara setengah jajahan), pinjaman hutang, bantuan strukturisasi industri manufaktur, bantuan (semacam hibah), dan lain-lain.
Transisi Imperialisme

Kapitalisme telah berada di tingkatan terakhir, tingkatan dari transisi untuk menuju ke sistem masyarakat yang lebih tinggi, yaitu sosialis. Kalau sudah mencapai tahap imperialisme, dia akan semakin matang untuk revolusi sosialis. Dia menciptakan kondisi obyektif untuk memajukan sejarah dunia ke level baru dan lebih tinggi. Over produksi, monopoli, oligarkhi, penindasan dan penghisapan di negara-negara miskin adalah praktek yang mereka lakukan selama ini. Ketika terdapat sosialisasi produksi dan tenaga kerja pada tingkatan yang tinggi, akan terdapat pula kekacauan sosial karena adanya akumulasi produksi dan kapital secara perorangan.

Krisis umum imperialisme melewati 3 tahap :

1) Perang Dunia I (1914-1918), disini ada Revolusi Sosialis Besar Oktober 1917 di Rusia yang dipimpin oleh Kelas Proletar melalui Partai Bholsevik.

2) Depresi besar di tahun 1930 yang menghasilkan Perang Dunia II (1939-1945), yang memacu tumbuhnya negara sosialis di Eropa Timur, China, Korea Utara, Vietnam.

3) Setelah Perang Dunia II, kontradiksi internal yang destruktif pada sistem kapitalisme.

Kemudian Perang Dingin melawan negara-negara sosialis dan seluruh Gerakan Pembebasan Nasional di berbagai negeri. Namun pada tahun 1956 terjadi pengkhianatan kaum revisionis modern pimpinan Nikita Khruschev di Uni Soviet. Gerakan Komunis Internasional mencatat bahwa pada tahun 1966 sampai dengan pertengahan 1970 terjadi Revolusi Besar Kebudayaan Proletar di Republik Rakyat China, dan disusul kemenangan Pembebasan Rakyat Indochina dan Vietnam terhadap dominasi imeprialis Amerika Serikat. Leninisme adalah Marxisme di era imperialis dan Revolusi Proletar Dunia. Marxisme-Leninisme sanggup:


1* Mengklarifikasi dan memperbaiki pembangunan teori dan praktek Revolusi Proletar selama masa imperialisme (hasil gemilang yang dicapai Rakyat Rusia di tahun 1917, Rakyat Tiongkok 1949, dan Pembebasan Nasional Vietnam 1945, 1955, dan 1975 adalah bukti nyata kemajuan Marxisme-Leninisme sebagai ideologi Gerakan Proletar Dunia).

2* Mengklarifikasi kemenangan dan pencapaian dari revolusi sosialis adalah mungkin di satu negara, karena kapitalisme sudah mematang untuk revolusi pada era imperialisme.

3* Revolusi akan mencapai kemenangannya pada rantai imperialisme yang terlemah.

4* Menekankan pada pentingnya gerakan pembebasan nasional di negari terjajah dan setengah jajahan.

5* Kebutuhan akan kepemimpinan kelas proletar melalui detasemen termajunya dalam sebuah Partai Kelas Proletar Tipe Baru dalam perjuangan revolusioner rakyat di suatu negara.

6* Mengklarifikasikan dan memgembangkan teori dan praktek Diktatur Proletariat yang akan memimpin masyarakat menuju komunisme.
D. Teori-teori Ekonomi tentang Imperialisme

Ada 3 teori utama yang menjadi kajian dalam imperialisme. Mereka adalah teori Marxis, Liberal, serta teori ”iblis. Teori Marxis mengenai imperialisme bertumpu pada pemikiran Marxis yang menganggap bahwa imnperialisme merupakan hasil sistem ekonomi yang di dalamnya terkandung sumbernya yaitu kapitalis. Masyarakat Kapitalis menurut teori ini tidak mampu untuk menemukan dalam dirinya pasar yang cukup untuk produk mereka. Kapitalisme dianggap pula sebagai penjahat utama dan imperialis hanya manifestasinya saja.

Sama halnya dengan marxis, teori liberal menganggap pula bahwa kapitalis merupakan akar dari imperialisme. Adanya kelebihan barang serta modal di dalam negeri akan mendorong negara untuk memasarkan ke luar negeri. Yang membedakan dengan Marxis adalah pada teori liberal ini memberikan upaya perbaikan ekonomi di dalam negeri untuk menghindarkan dari imperialisme yaitu dengan merubah sitem ekonomi dengan meningkatkan daya beli dan lain-lain.

Teori ”iblis” mengartikan imperialisme sebagai suatu komplotasn kapitalisme yang jahat dengan tujuan pribadi. Teori ini dikeluarkan kaum komunis dan bergerak pad tingkat yang intelektual yang lebih rendah dari pada teori Marxis serta liberal.

Kebijakan negara imperialis menyebabkan kemiskinan pada rakyat di negeri jajahan dan setengah jajahan. Ini yang menyebabkan tujuan perjuangan anti-imperialisme mereka merupakan bagian yang tidak terelakkan dari Revolusi Proletar Dunia. Ekspor capital di negara terjajah dan setengah-jajahan diarahkan pada pembangunan berbagai macam cabang industri yang melayani kepentingan negara-negara imperialis (industri ini utamanya dalah industri manufaktur, pengepakan ekspor bahan mentah dan pertanian, atau industri sekunder yang menyediakan barang konsumsi). Tumbuhnya industri ini yang melahirkan kelas baru yang maju secara ideologis di dalam masyarakat jajahan atau setengah jajahan yang masih berbasis sistem ekonomi lama, yaitu: feodalisme. Kelas baru tersebut adalah kelas proletar yang akan semakin berkembang dan mematangkan dirinya seperti comrade in arms-nya di negara-negara kapitalis industri melalui perjuangan kelas yang mereka lakukan bersama seluruh Rakyat untuk menghancurkan musuh-musuh kelas mereka (borjuis besar komprador, tuan tanah feodal, dan kapitalis birokrat). Dasar dari Gerakan Proletar di negari jajahan dan setengah jajahan adalah industri dengan teknologi terbelakang seperti yang ditransformasikan imperialisme tersebut. Karakter yang paling nyata industri tersebut adalah bukan industri dasar yang sanggup menmbangun industri-industri menengah dan kecil, kemudian mempunyai kepentingan ekonomi yang berorientasi pada ekspor bahan mentah, barang konsumsi manufaktur dengan teknologi rendah dan ekonomi impor yang bergantung pada penyediaan teknologi tinggi dan bahan jadi dari Negara imperialis. Dalam konsisi yang demikian kelas proletar harus membangun aliansi yang kokoh dengan kelas-kelas dan sektor-sektor tertindas lain di dalam masyarakat. Aliansi dasarnya adalah dengan kaum tani yang tertindas oleh sistem feodal dan setengah feodal lama. Namun dalam perjuangan revolusioner di negara tersebut kelas proletar tetap harus menjadi pimpinannya. Karena hanya kelas proletar yang mempunyai analisis yang lebih luas, program yang jelas untuk perubahan dan memiliki kepemimpinan yang kuat melalui partainya.